amalan sunnah muharram

Hai Sisterfillah.

Tahukah sahabat, jika dari sekian hari di bulan Muharram, ada amalan sunnah yang memiliki keutamaan yang sangat afdhol jika dilakukan?

Ya. Amalan itu adalah puasa hari ‘Asyura atau puasa sunnah pada tanggal 10 Muharram.

Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Alloh al-Muharrom.

Saat Rasulullah SAW ditanya tentang puasa ‘Asyura, beliau menjawab:

 “Puasa ‘Asyura akan menghapus dosa setahun yang telah lalu”

(HR Muslim).

Siapa sih yang tidak mau dosa-dosanya dihapus oleh Allah Swt?

Apakah hanya 1 hari saja berpuasanya?

puasa asyura

Kita pelajari dari kisah Rasulullah dan para sahabatnya berikut ini ya, Sisterfillah.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata bahwa :

Ketika Rasulullah SAW berpuasa ‘Asyura (10 Muharram) dan menganjurkan para sahabatnya untuk berpuasa, ada yang berkata : ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani”.

Maka beliau bersabda :

“Kalau begitu tahun depan Insya Allah kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan”.

Ibnu Abbas melanjutkan,

“Namun belum sampai menjumpai Muharram tahun depan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah wafat.  (HR Muslim )

Meski begitu, telah jelas sudah bahwa dalam melaksanakan puasa ‘Asyura 10 Muharram maka diikuti pula dengan puasa Tasu’a 9 Muharram.

Alasannya yaitu supaya tidak menyerupai (tasyabbuh) dengan orang Yahudi. Di mana orang Yahudi melakukan puasa hanya di tanggal 10 saja.

Keserupaan dalam perkara lahiriyah bisa berpengaruh pada keserupaaan dalam akhlak dan amalan. (Majmu’ Al Fatawa, 22:154)

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”

( HR Ahmad 2:50 dan Abu Daud no 4031)

Bagaiman jika ‘Asyura jatuh pada hari Jumat atau Sabtu?

Sisterfillah mungkin sudah sering mendengar, ada hadits-hadits yang berisi larangan menyendirikan puasa jumat dan larangan puasa sabtu kecuali puasa yang wajib. Atau bahasa ringannya “Gak boleh puasa di hari Jumat.”

Pernah dengar?

Lalu bagaimana cara berpuasanya jika ‘Asyura jatuh pada hari Jumat atau Sabtu?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan :

“Adapun bagi orang yang tidak menyengaja untuk puasa karena hari Jum’at atau Sabtu, seperti orang yang puasa sehari sebelum dan sesudahnya atau kebiasaannya adalah puasa sehari dan berbuka sehari, maka boleh baginya puasa Jumat walaupun sebelum dan sesudahnya tidak puasa, atau dia ingin puasa Arafah atau ‘Asyura yang jatuh  pada hari Jumat, maka tidaklah dilarang, karena larangan itu hanya bagi orang yang sengaja ingin mengkhususkan ( hari Jumat dan Sabtu tanpa sebab).”

(Kitabus Shiyam Min Syarhil Umdah, Ibnu Taimiyayah, 2/652)

Jadi jika di tahun ini, 10 Muharram jatuh pada hari Sabtu dan 9 Muharram di hari Jumat, maka tidak mengapa untuk tetap berpuasa Tasu’a di hari Jumat tersebut. Meskipun tidak berpuasa di hari Kamisnya.

Sudah tidak bingung atau ragu lagi kan, Sisterfillah?

Yuk persiapkan niat untuk berpuasa di 9 dan 10 Muharram esok hari.

Oya Sisterfillah. Selain melakukan puasa Tasu’a dan ‘Asyura, amalan sunnah lainnya di bulan Muharram yang tak kalah penting adalah dengan memperbanyak amal shalih, menghindari dosa dan bertaubat.

                                     

Jika puasa ‘Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu, maka setelah 10 Muharram jangan nodai kebersihan hati ini dengan hal-hal yang dilarang dan dibenci Allah Swt. Perbanyaklah amal shalih kepada orang tua, keluarga, sahabat bahkan kepada semua mahluk ciptaan Allah. Hindarilah perbuatan-perbuatan yang mengundang dosa. Dan segeralah bertaubat. Karena kita tidak pernah tahu, sampai kapan nafas ini akan tetap berhembus.

Semoga kita semua diberi kemudahan dan keberkahan dalam menjalankan amalan-amalan wajib dan sunnah dalam keseharian kita.

Tetap semangat ya, Sisterfillah.

*Artikel ini merupakan kiriman pembaca sisterfillah.com. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab pengirim. (UH1)

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.