4 Waktu Strategis Memberi Nasihat Pada Anak

 

Assalammualaikum, Sisterfillah sahabat jannah,

Memberi nasihat kepada si kecil dan mengarahkannya kepada kebaikan adalah kewajiban orang tua. Namun rupanya, hal tersebut susah-susah gampang dalam penerapannya. Ada kalanya anak bisa menerima nasihat, tak jarang pula anak merajuk dan menolak keras pengarahan kita.

Berkaca pada Rasulullah, rupanya ada beberapa waktu khusus yang beliau pilih ketika hendak menyampaikan sesuatu maupun ketika hendak menasihati anak.

Hal itu menunjukkan betapa penting memilih waktu khusus ini, karena berhubungan dengan keefektifan nasihat yang akan diberikan. Semakin tepat waktu yang kita pilih, semakin menancap kuat dan membekas apa yang kita sampaikan kepada anak.

Kapankah waktu-waktu khusus tersebut? Yuk, simak artikel berikut!

4 Waktu Strategis Memberi Nasihat Pada Anak

1. Ketika Dalam Perjalanan

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim, di sana disebutkan bahwa,

Dari Ibnu Abbas RA: “Rasulullah SAW diberi hadiah seekor bighal(kuda) oleh Kisara, lantas beliau menungganginya dengan tali kekang dari serabut. Beliau memboncengkanku di belakangnya. Kemudian beliau berjalan. Tidak berapa lama, beliau menoleh dan memanggil. “Hai anak kecil.” Aku jawab,”Labbaika, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda “Jagalah agama Allah niscaya dia menjagamu.”

Ketika dalam perjalanan, anak-anak cenderung santai menikmati asyiknya perjalanan dan mengagumi indahnya pemandangan, yang membuat mereka berada dalam kondisi bahagia.

Pada saat itu, otak mencapai gelombang alfa yang tenang, itulah saat terbaik memberikan nasihat. Dengan izin Allah, nasihat akan tertanam kuat dalam otak anak.

2. Ketika berdua dengan anak

Percayalah, menasihati anak di depan saudaranya yang lain atau di hadapan teman-temannya atau bahkan di depan orang asing bukanlah pilihan yang tepat.

Alih-alih anak akan menuruti nasihat kita, yang ada adalah mereka merasa malu dan rendah diri. Harga diri mereka akan ternoda. Terlebih jika kita menasihati dengan nada tinggi dan marah.

Sebaiknya, pilih waktu khusus dimana kita sedang berdua bersama anak. Misalnya ketika menemani anak sebelum tidur.

Saat itu, kita bisa membacakan cerita-cerita hikmah dan menyisipkan nasihat di dalamnya. Sebab sesaat sebelum tidur adalah saat di mana otak mencapai gelombang alfa yang tenang. Menyampaikan nasihat pada saat ini membuatnya lebih mudah tertanam di benak anak.

Waktu setelah beribadah juga bisa dimanfaatkan untuk memberikan nasihat kepada si kecil. Biasanya setelah beribadah, suasana hati, badan dan fikiran cenderung tenang. Misalnya setelah sholat atau mengaji, sempatkan duduk sebentar dan memberi nasihat pada anak. Bisa juga mengaitkan nasihat dengan ayat-ayat yang baru saja dibaca. Hal ini bisa membuat nasihat lebih mudah diterima.

Selain itu, nasihat juga bisa diberikan ketika bersantai sore, saat berolahraga bersama maupun saat melakukan kegiatan berdua saja bersama anak. Lebih baik lagi jika kita memilih tempat yang tenang dan sepi. Serta tidak lupa untuk memperhatikan intonasi ketika menyampaikan nasihat supaya anak tidak merasa seolah dimarahi.

3. Saat Sedang Makan

Makan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Ketika makan, perasaan anak cenderung lebih baik karena kebutuhan dasarnya terpenuhi. Ini adalah salah satu waktu yang tepat untuk memberikan nasihat kepadanya.

Tentu saja nasihat harus diberikan dengan santun dan lembut supaya dapat diterima dengan baik.

4. Saat Sakit

Kondisi sakit bisa membuat hati seseorang lebih lembut dan mudah berintrospeksi. Kita bisa memanfaatkan moment ini untuk memberikan nasihat dan masukan yang baik kepada si kecil seraya memeluknya dan menyampaikannya dengan bahasa yang lembut menentramkan hati.

Jangan sampai apa yang kita katakan menyakiti hatinya dan membuatnya semakin terpuruk.

Rasulullah sendiri pernah menasihati seorang anak ketika yang bersangkutan sedang sakit.

Sebagaimana yang diriwayatkan dari Al Bukhari dan Anas. Dahulu, ada seorang anak Yahudi yang biasanya melayani Rasulullah SAW. Suatu saat, anak tersebut sakit dan Rasulullah SAW menjenguknya.

Pada saat itu, Rasulullah pun mengajaknya untuk masuk Islam. “Islamlah”, kata Rasulullah dengan lembut. Anak Yahudi tersebut melihat kepada Ayahnya. Ayahnya mengizinkannya untuk mengikuti ajakan Rasulullah SAW.

Disebutkan bahwa Rasulullah baru sekali itu mengajak anak tersebut untuk beriman. Padahal biasanya, anak Yahudi tersebut melayani beliau.

Rasulullah kemudian keluar sambil berkata, “Alhamdulillah, Allah telah menyelamatkannya dari api neraka”.

Demikian beberapa waktu istimewa yang bisa dipilih ketika kita hendak memberikan nasihat kepada si kecil. Semoga kita dimudahkan mendidik anak-anak kita menjadi generasi yang sholih dan sholihah, ya. Amin.

Selamat Mencoba, Sisterfillah.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.