3 Tahap Utama Merawat Fitrah Iman anak

Assalamualaikum, Sisterfillah.

Setiap anak yang lahir ke dunia ini sudah Allah install fitrah iman ke dalam hatinya. Fitrah yang menjelaskan setiap anak itu terlahir dalam keadaan beriman kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman:

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (QS. Al-Araf: 172)

Berdasarkan ayat di atas, kita sebagai orang tua meyakini bahwa pada dasarnya setiap anak itu terlahir beriman kepada Allah.

Tugas kita sebagai orang tua adalah merawat dan menumbuhkan potensi tersebut sejak dini. Mempelajari iman harus didahulukan sebelum mempelajari Al-Qur’an.

“Dari Jundub bin ‘Abdillah, ia berkata, kami dahulu bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami masih anak-anak yang mendekati baligh. Kami mempelajari iman sebelum mempelajari Al-Qur’an. Lalu setelah itu kami mempelajari Al-Qur’an hingga bertambahlah iman kami pada Al-Qur’an”.

(HR. Ibnu Majah)

Baca Juga: Tips Menanamkan Konsep Qana’ah pada Anak

Lalu Bagaimana Cara Mendidik Fitrah Iman Anak? 

Tips merawat iman anak

Ada 3 tahapan utama mendidik fitrah iman anak-anak menurut  Ibnu Taimiyah.

Tahapan ini dipraktikan sesuai usia anak-anak. Maka, antara satu tahapan ke tahapan selanjutnya harus saling berkaitan. Tahap pertama mempermudah tahapan kedua. Begitu juga selanjutnya, tahapan kedua akan membantu mempermudah tahapan ketiga. 

Nah, untuk tahapan-tahapan merawat fitrah iman Anak, Sisterfillah bisa cek di sini ya!

1. Ta’liif atau Mengikat Hati  (7 Tahun Pertama)

Pada fase ini, kelekatan dengan anak adalah tujuan utamanya. Itulah, mengapa Allah menurunkan perintah menyusui pada fase ini. Menyusui merupakan modal utama ikatan batin antara anak dan orang tua. 

Menyusui bukan hanya sekadar menutrisi fisik, tetapi lebih dari itu, untuk menutrisi hati dan jiwa anak. Saat seorang ibu menyusui, dia bisa mempraktikan dialog iman pada anak, yaitu memasukkan percakapan sehari-hari pada anak apa yang kita imani sebagai seorang muslim.

2. Ta’riif: Memberi Tahu ( Dilakukan pada 7 Tahun Kedua/7-14 Tahun) 

Pada fase kedua ini, orang tua harus memberi tahu anak-anak dalam bentuk ajaran dan perintah dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban agama. Contohnya dalam hadits yang memerintahkan dan mengajarkan salat itu spesifik menyebutkan angka saat anak usia 7 tahun. 

Ajarkan anak sholat

Dalam riwayat Al-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

“Ajarkan anak-anak sholat sedangkan dia berumur tujuh tahun.”

Secara implisit, hadits di atas memberi arahan kita, bahwa usia 7 tahun kedua (7-14 tahun) adalah saat yang tepat untuk mengajarkan tentang Rukun Islam serta ibadah-ibadah wajib dan sunnah lainnya secara bertahap.

Baca Juga: 5 Cara Menumbuhkan Minat Baca Anak Masa Kini

3. Takliif: Memberikan Beban (7 Tahun Ketiga)

Tahap ini dilakukan pada fase anak-anak sudah baligh. Dia bukan anak-anak lagi, tapi sudah menjadi seorang pemuda. Kini saatnya ia memikul beban syariat, di mana semua rukun dan syariat Islam wajib dia amalkan karena sudah mendapatkan konsekuensi dan pertanggungjawaban di hadapan Allah. Sudah mendapatkan pahala jika dikerjakan dan berdosa jika dilalaikan dalam hal kewajiban. 

Nah, Sisterfillah, Itulah 3 tahapan utama dalam merawat fitrah Iman anak. Di mana indikator fitrah iman terawat dengan baik, yaitu dia ridha atau rela serta siap memikul beban syariat saat mereka baligh dan menjadi “mukalllaf”, yaitu orang yang dibebani kewajiban syariat. 

Semoga Allah memberikan bimbingan dan kemudahan kepada kita untuk mendidik anak-anak sesuai fitrahnya. Agar kelak iman mereka tumbuh dengan paripurna. 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.